
Sebelum menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 17.15 di RS Fatmawati, Jakarta, dalam usia 76, Mbah Tardjo sempat meninggalkan pesan kepada istrinya, Dra Sri Adiati:"Ibu harus kuat, untuk membesarkan cucumu. Kamu sendiri saja yang membesarkan anak dan cucu,"
Sebelum meninggal, menurut Sri, suaminya yang mengidap penyakit gula naik turun sejak 1982,sempat ingin ikut Rakornas PDI Perjuangan. "Tapi bapak sakit. Pada saat pembukaan sempat muntah, jalan macet, sampai di rumah muntah lagi," jelasnya. "Bapak sayang keluarga dan PDIP. Bapak sakit menyempatkan ke Rakornas PDIP."
Sempat menulis sebuah buku berjudul 'Politikus Nasional Sejati'. "Beliau juga berpesan bahwa buku ini bisa diluncurkan," ujarnya.
Rencananya, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri bersama dengan Taufik Kiemas akan melayat Mbah Tardjo pada Minggu 8 Agustus.
Saat ini, almarhum sudah disemayamkan di rumah duka, Perumahan Pesona Agung Nomor C3, Jalan Raya Lenteng Agung Nomor 72, Jakarta. Sudah hadir pula sejumlah tokoh-tokoh PDI Perjuangan seperti Tjahjo Kumolo dan Pramono Anung.
Yang tidak banyak diketahui orang, mbah Tarjo atau Sutarjo Suryoguritno pernah menjadi guru Geografi di SMAN 1 Sleman sebelum pensiun dini tahun 1978 dan terjun ke dunia politik.
(sumber:VIVAnews.com)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar