Selasa, 29 Desember 2009

"Gurita Cikeas" Menghilang dari Pasaran

JAKARTA - Buku kontroversi berjudul "Membongkar Gurita Cikeas: Di balik Skandal Bank Century", karangan George Junus Aditjondro tidak terlihat di toko-toko buku besar di Jakarta.

Dari pantauan okezone, Minggu (27/12/2009) buku tersebut tidak dijual di Gramedia Matram an. Di etalase yang biasa menumpuk buku-buku terbitan baru tak terlihat dipajang.

Menurut penasehat Presiden bidang Hukum, Deny Indrayana, banyak data sekunder maupun tertier y ang dijadikan kesimpulan di dalam buku tersebut tanpa check dan recheck lebih lanjut dan lebih bany ak lompatan logika, koruptif dan manipulatif. Sedangkan Prof Cipta Lesmana dalam wawancara yan g dipandu Tina Taliza di TV One Selasa, 29 Desember 2009 jam 20.30 bukti pendukung buku tulisa n George J Adicondro yang Ph.D lulusan Cornell University tersebut sangat lemah, kurang diduk ung r efere nsi y ang m enjad i ciri khas tulisan ilmiah.

Dalam wawancara sebelumnya bersama Menbudpar Ir Jero Wacik, SE juga disangkal keras keterlibatan Yayasan Cikeas yang diketuai Suratto dan Yayasan Sulam milik Ny Jero Wacik yang disebut-sebut penggalang dana bagi kampanye SBY.

Sementara itu Presiden menyatakan prihatin atas terbitnya buku yang isinya menuding sejumlah yayasan milik keluarga Cikeas sebagai pengumpul dana bagi kegiatan kampanye SBY pada Pilpres lalu.

Juru Bicara Presiden SBY Julian Aldrin Pasha mengatakan, dalam buku tersebut terdapat fakta yang tidak akurat. Namun pihak SBY belum menentukan langkah hukum terkait peredaran buku "Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century".

George Junus Aditjondro selama ini dikenal sebagai penulis kontroversi yang mengungkap skandal korupsi di lingkaran kepresidenan. Pada tahun 2006, dia menulis buku "Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi dan Partai Penguasa", sehingga sempat dicekal oleh rezim Soeharto kala itu.

Pria brewokan berkacamata ini pernah menulis buku berjudul "Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari" yang mengkritik praktik korupsi zaman Soeharto dan Habibie.

(sumber: okezone.com, tv one dll.)

Prita Bebas


Selasa, 29 Desember 2009 | 11:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Akhirnya Majelis hakim Pengadilan Negeri Tangerang memutuskan Prita Mulyasari (32) yang menuliskan keluhannya lewat email, tidak terbukti secara sah melakukan pencemaran nama baik terhadap RS Omni International Alam Sutera Serpong Tangerang Selatan, Selasa (29/12/2009).

Keputusan itu dibacakan majelis hakim yang diketuai Arthur Hangewa. Mendengar dinyatakan bebas, Prita langsung menyebut alhamdulillah dengan tangan menengadah ke atas. Dan, Prita pun menangis.

Atas keputusan itu, JPU Riyadi yang menuntut Prita 6 bulan penjara potong tahanan menyatakan pikil-pikir. "Kami akan pikir-pikir selama 14 hari," ujar Riyadi.

(sumber: www.KOMPAS.com)

Rabu, 02 Desember 2009

Karnaval Pelangi


Hari Rabu, 2 Desember 2009 Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menampilkan potensi budaya dan seni di wilayah Kab. Sleman yang bertitel Karnaval Pelangi Budaya Bumi Merapi. Potensi ini digali lewat eksplorasi kreativitas dan inovasi masyarakat.

Menurut Kepala Disbudpar Kab. Sleman, Drs. Dwi Supriyatno MS karnaval kali ini lebih meriah dibanding tahun lalu karena diikuti lebih dari 4000 peserta yang terdiri dari unsur pariwisata, hotel, restoran dan pengusaha batik dan terbagi menjadi dua kelompok: budaya (bregada prajurit tradisional, kesenian tradisional seperti: kuntulan, badui, emprak, topeng poleng, wayang orang, putri sigrak, paguyuban budaya, komunitas mahasiswa PT dan pelajar) dan pariwisata dan batik (perhotelan, travel agen serta pengusaha batik dan desa-desa wisata) .

SMAN 1 Sleman menampilkan tari Topeng Poleng hasil koreo Eko Fery Dinkes Kab. Sleman yang diilhami kisah asmara Nyai Poleng asal mula upacara bekakak di Gamping ditarikan oleh 15 siswi (Fahmi, Luvita, Putri, Ria, Ferina, Arina, Yasmi, Nindya, Wahyuni, Ririn, Oktivani, Dian, Noven, Maya dan Latifah) dengan kostum merah meriah yang banyak menyita perhatian publik dan pers.